Presiden Minta Usut Tuntas, Kapolda Metro Jaya Malah Temui Ferdy Sambo Sambil berpelukan Mesra Disamping Foto Kapolri

Riaupdate.com—Jakarta.
Pelukan dan ciuman antara dua orang sejenis jarang-jarang terjadi. Tetapi ini dilakukan oleh dua orang jendral antara Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
Seperti yang diberitakan oleh CNN Indonesia, Kontroversi muncul setelah proses penyidikan kasus penembakan yang berujung kematian Brigadir J yang terjadi di rumah Sambo dipindahtangankan ke Polda Metro Jaya. Sebelumnya, kasus tersebut ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel).
Momen Sambo berpelukan dengan Fadil terjadi pada 13 Juli 2022 atau lima hari setelah peristiwa kematian Brigadir J terjadi. Momen itu terekam video yang beredar di media sosial. Fadil yang memasuki ruangan langsung disambut Sambo. Keduanya lantas berjabat tangan dan berpelukan.
Saat berpelukan wajah Sambo terlihat tersedu. Fadil lantas memeluk Sambo dengan kedua tangannya dan menepuk punggung jenderal Polri bintang dua itu. Fadil juga mencium kening Sambo dan kembali memeluknya erat. Fadil membenarkan momen pertemuan dengan Sambo.
“Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja,” kata Fadil saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/7).
Sindiran terhadap pelukan antara dua jenderal polisi tersebut awalnya disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Ia menilai tingkah yang dilakukan Fadil dan Sambo layaknya kartun Teletubbies.
Ia memandang kedekatan Fadil dan Sambo berpotensi membuat penyidikan kasus kematian Brigadir J tak akan objektif.
“Karena kita lihat itu bahwa Kadiv Propam main teletubbies dengan Kapolda Metro Jaya itu peluk-pelukan sambil nangis-nangisan, jadi kami ragukan juga objektivitasnya,” kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Rabu (19/7).
Merespons, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pertemuan tersebut bersifat personal. Menurutnya, pertemuan itu tidak memengaruhi kasus Brigadir J yang kini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
“Kejadian antara Kapolda dengan Ferdy Sambo itu personal, rasa empatinya saja,” ujar Dedi.
“Jadi (penyidikan) enggak dipengaruhi kejadian-kejadian seperti itu,” imbuhnya.
Setelah itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut berkomentar. Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menilai pelukan itu bentuk pertemanan.
Kontroversi muncul setelah proses penyidikan kasus penembakan yang berujung kematian Brigadir J yang terjadi di rumah Sambo dipindahtangankan ke Polda Metro Jaya. Sebelumnya, kasus tersebut ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel).
Momen Sambo berpelukan dengan Fadil terjadi pada 13 Juli 2022 atau lima hari setelah peristiwa kematian Brigadir J terjadi. Momen itu terekam video yang beredar di media sosial. Fadil yang memasuki ruangan langsung disambut Sambo. Keduanya lantas berjabat tangan dan berpelukan.
Saat berpelukan wajah Sambo terlihat tersedu. Fadil lantas memeluk Sambo dengan kedua tangannya dan menepuk punggung jenderal Polri bintang dua itu. Fadil juga mencium kening Sambo dan kembali memeluknya erat. Fadil membenarkan momen pertemuan dengan Sambo.
“Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja,” kata Fadil saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/7).
Sindiran terhadap pelukan antara dua jenderal polisi tersebut awalnya disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Ia menilai tingkah yang dilakukan Fadil dan Sambo layaknya kartun Teletubbies.
Ia memandang kedekatan Fadil dan Sambo berpotensi membuat penyidikan kasus kematian Brigadir J tak akan objektif.
“Karena kita lihat itu bahwa Kadiv Propam main teletubbies dengan Kapolda Metro Jaya itu peluk-pelukan sambil nangis-nangisan, jadi kami ragukan juga objektivitasnya,” kata Kamaruddin di Bareskrim Polri, Rabu (19/7).
Merespons, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pertemuan tersebut bersifat personal. Menurutnya, pertemuan itu tidak memengaruhi kasus Brigadir J yang kini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
“Kejadian antara Kapolda dengan Ferdy Sambo itu personal, rasa empatinya saja,” ujar Dedi.
“Jadi (penyidikan) enggak dipengaruhi kejadian-kejadian seperti itu,” imbuhnya.
Setelah itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut berkomentar. Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menilai pelukan itu bentuk pertemanan.
“Ya itu kan pertemanan, urusan berdua pertemanan,” kata Benny kepada wartawan di Bareskrim Polri, Rabu (20/7).
Benny menilai tak ada yang salah dari pelukan kedua jenderal polisi tersebut. Menurutnya, tindakan itu menjadi masalah karena diekspos.
“Bukan (sesuatu yang salah) tapi karena diekspos jadi masalah,” ujarnya.
Pakar gestur Handoko Gani menyampaikan bahwa pelukan antar-orang dewasa dengan gender yang sama adalah hal yang tidak biasa dilakukan di Indonesia.
Handoko melihat adanya gerakan mengusap dan menepuk punggung, mengarahkan kepala ke pundak, mempererat pelukan, dan gerakan mencium dengan penuh rasa yang dilakukan Fadil memiliki pesan bahwa dia sudah mengetahui ihwal peristiwa yang menimpa Sambo.
“Gerakan gestur ‘affectionate’ seperti ini pada umumnya memang menunjukkan kita sudah tahu adanya sebuah peristiwa besar yang membutuhkan dukungan dan curhatan,” kata Handoko saat dihubungi, Kamis (21/7).
Adapun peristiwa besar tersebut seperti kematian seseorang yang sangat dikasihi, peristiwa pengkhianatan kepercayaan oleh keluarga, pasangan, atau partner dekat, hingga peristiwa perselingkuhan pasangan.
“Intinya, peristiwa besar yang mengguncang kehidupan,” ujarnya.
Kendati demikian, gerakan yang dilakukan Fadil terhadap Sambo tak sepenuhnya memiliki arti bahwa dia telah mengetahui rentetan peristiwa yang terjadi.
“Bukan berarti seseorang yang memeluk itu sudah tahu keseluruhan peristiwanya. Misalnya, memang sudah tahu orang terdekat meninggal karena kecelakaan, tapi tidak tahu detail-detail lain terkait,” kata Handoko.
Dengan demikian, Handoko mengatakan Kapolda Metro belum mengetahui kesimpulan perkara yang menimpa Ferdy Sambo.
“Pak Fadil belum bisa disimpulkan sudah tahu keseluruhan perkara dan kemudian dianggap melindungi Pak Sambo. Beliau mungkin tahu sekelebat saja,” katanya.
Menurutnya, menarik untuk tahu lebih jauh seberapa pengetahuan Fadil terkait peristiwa tersebut. Namun, terlalu dini menyimpulkan bahwa dia mengetahui keseluruhan peristiwa dan berusaha melindungi Sambo. (Sumber CNN Indonesia)