Silaturahmi dengan ” Forum Pekanbaru Bicara, ” IDA Bedah Sejumlah Persoalan (2)

Foto : Diskusi Forum Pekanbaru Bicara

www.riaupdate.com

PEKANBARU – Lebih lanjut IDA menjelaskan walaupun DPRD Kota Pekanbaru ikut memutuskan, bahwa anggaran pengelolaan sampah Kota Pekanbaru itu dianggarkan Multiyears Rp. 360 milyar selama 3 tahun. Namun pola pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru masih dilakukan dengan cara angkut angkut buang. Sudah saatnya dirubah menjadi angkat angkut proses.

Terkait hal tersebut, ” hal ini pernah dilakukan kajian oleh professor ahli tata kota, tentang bagaimana mengelola sampah yang efektif. Kemudian ia juga mengatakan, bahwa satu satunya perusahaan di Pekanbaru yang mempunyai izin pengelolaan limbah sampah adalah perusahaan yang didirikannya, ” ungkap IDA.

” dizaman Firdaus proposal saya untuk pengelolaan limbah sampah justru ditolak, dengan dalih persoalan tanah di daerah KIT. Padahal dalam kajian yang telah dilakukan, terdapat potensi sampah seberat 400 ton per hari. Oleh karena itu, saat ini sudah saya bangun incenerator (mesin pengolahan sampah) yang ramah lingkungan dengan biaya pribadi, ” ungkap IDA.

Dalam diskusi serius tapi santai tersebut, saudara. Eet selaku admin kemudian mempertanyakan mengenai program bank sampah yang sekarang sudah ada, ” fungsinya untuk apa ? kenapa polemik persoalan sampah hingga saat ini tidak terurai ? ” ujar Eet.

Menjawab hal tersebut IDA mengatakan, bahwa saat ini bank sampah tidak dikelola dengan baik, juga tidak dianggarkan khusus oleh Pemko sebelumnya, sehingga tidak dapat dioptimalkan. Disisi lain mengenai pembuangan sampah medis juga bisa kita manfaatkan hasilnya untuk sektor perkebunan, sebagaimana Provinsi Riau mempunyai potensi 2 juta hektar lahan sawit.

” Sampah yang basah bisa kita olah menjadi pupuk organik, oleh karena itu dengan dibangunnya pabrik ini, tentunya akan menimbukan berbagai dampak positif, seperti membantu mengatasi persoalan pengangguran, terurainya persoalan sampah dan banjir, sehingga kedepan anggaran sampah tidak diperlukan lagi karena memberatkan APBD, ” ungkap IDA.

Lebih lanjut Eet menyangsikan jika pola dalam menuntaskan persoalan sampah tidak dirubah, maka sampai kapanpun persoalan sampah di Pekanbaru dengan pola angkat angkut buang tidak akan menyelesaikan masalah, ” ungkap admin FORUM PEKANBARU BICARA.

IDA juga mengatakan bahwa pada periode yang lalu, persoalan PAD lebih banyak masuk ke Bangsaku dari pada Bank Riau, ini ada apa ??. Jika dibandingkan dengan Kabupaten Kampar, kok bisa APBD Kota Pekanbaru lebih kecil dari pada Kabupaten Kampar yang notabene PAD nya lebih dominan hanya kepada sawit, sementara dalam dunia usaha Kota Pekanbaru seiring waktu semakin menjanjikan, terbukti dengan banyaknya Perusahaan, Gedung dan Fasilitas lainnya jauh melebihi Kampar. (*thd)

Bersambung…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

ArabicEnglishIndonesian