Kenagarian Ganggo Hilia,Tempat Kelahiran Tuanku Imam Bonjol : Ada Tambang Emas Ilegal, Bupati Pasaman Tidak Tahu

riaupdate.com—Pasaman. Tidak ada gading yang tidak retak. Setelah 2 minggu tidak ada kegiatan tambang emas di Kenagarian Ganggo Hilia Kecamatan Bonjol karena dihentikan aparat kepolisian, kini sudah mulai beraktivitas kembali. Tambang emas, dengan membuat sumur dan menggali lubang ke dalam perut bumi menggunakan alat bor seadanya, sudah banyak memakan korban.
Ketika ditanyakan pada Bupati Pasaman Benny Utama tentang Tambang Emas ini, “saya tidak tau, belum ada masuk laporan ke kami Pak”, jawab Benny cepat.
Juga disampaikan melalui telepon Whatsapp Benny Utama 0811-664-XXX bahwa tambang emas ini telah merusak lingkungan karena pakai bahan kimia dan banyak nya masyarakat punya penyakit TBC, “Kami tidak tau itu, belum ada laporan yang masuk”, ujar Benny Utama tegas dengan suara serak.
Berbeda tanggapan dari Wali Nagari Hafitah. “Sepengetahuan saya itu tambang yang dikelola oleh masyarakat dengan cara manual Bang”, kata Hafitah melalui Whatsapp.
“Dan maaf Bang saya juga tidak pernah ke tambang itu sendiri bang, tapi kemaren waktu Musrembang Kecamatan Bupati dan SKPD terkait untuk mengurus WPR nya kalau saya tidak salah bang..🙏🙏”, tukas Hafitah menambahkan dari kalimat Whatsapp nya.
Bahasa yang berbeda juga diutarakan oleh wakil rakyat Hendri. “Yang ado tambang rakyat yang alah puluhan tahun beroperasi”, kata Hendri dalam bahasa Minang yang kental yang juga anggota Fraksi PAN DPRD Pasaman.
Dalam investigasi riaupdate.com ke pemilik tambang yang paling banyak. Ini dibuktikan dengan punya alatnya yang namanya Grondong yaitu alat untuk mengurai pasir ke Emas dengan menggunakan air raksa atau Mercury.
Nama pengusaha tambang ini Enda, “Bukan saya yang punya, tambang itu milik abang saya”, tegas Enda melalui Whatsapp. ” Dulu saya memang menjual air raksa, sekarang tidak lagi”, tambah Enda lagi meng chat redaksi. Padahal, hanya Enda sendiri atau satu satunya penjual air raksa dari info A1 yang redaksi dapat.
Ini menjadi pertanyaan besar bagi redaksi, apakah tambang emas ini sudah menjadi lahan pencarian bagi warga, tapi tidak dikelola dengan baik. Padahal sudah bertahun-tahun sejak zaman penjajahan telah ada tambang ini. Atau ini sudah jadi sebuah mafia yang sulit ditembus.
“Kami sebagai warga setempat sangat merindukan alam yang dulu hijau. Air yang bisa diminum. Masyarakat yang rajin beribadah, tidak ada narkobanya. Karena anak-anak kami dan pekerja tambang sudah seenaknya memakai narkoba di depan kami”, terang Bunga yang namanya tidak mau disebutkan dengan senyuman miris. Nah.
