Soal Sinergi Pengelolaan Blok Rokan, ini kata Datuk Faisal

www.riaupdate.com

PEKANBARU, Menjelang Agenda Rapat Kerja Gerakan Pemuda Melayu Provinsi Riau yang rencananya akan diadakan pada bulan Oktober ini, ditemui riaupdate.com Datuk M Naser Faisal yang merupakan cucu keturunan Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Riau Alm. H Muhammad, berkisah tentang pesan Almarhum menjelang beliau Wafat pada tahun 1989 tepatnya pada bulan juli dalam keadaan sakit, ” Engkau ni punyo tanggungjawab moril di Riau ini karena engkau adalah cucu atuk sebagai salah satu Tokoh Pendiri Provinsi Riau “

Di ruang rapat Gedung Lembaga Adat Melayu Riau Kota Pekanbaru Datuk Faisal mengatakan bahwa Alm. H. Muhammad yang berlatar belakang militer dan pernah menjabat Bupati Bengkalis di tahun 1954 sampai dengan tahun 1959 ini mendapatkan Piagam Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Riau dan langsung diberikan kepada Datuk Faisal oleh Gubernur Riau H. Syamsuar, M,Si di Hari ulang Tahun Provinsi Riau beberapa waktu yang lalu.

Ditanya soal harapan beliau kedepan, Datuk Faisal mengatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat lebih bersinergi dengan masyarakat Riau, dan kepada anak cucu semua jangan sampai melupakan sejarah karena pembentukan Provinsi Riau ini diperjuangkan dengan berbagai cara dan upaya terutama diplomasi ke pada zaman Presiden Sukarno, karena diwaktu itu Riau ini masih disebut dengan Sumatera Tengah yang ber Ibu Kota di Bukit Tinggi.

Lebih lanjut Datuk Faisal berharap kepada Pemerintah Pusat untuk dapat mengembalikan hak – hak masyarakat Riau sesuai dengan porsinya, walaupun Blok Rokan sudah tidak dikelala lagi oleh Chevron dan pada saat ini sudah dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan namun pada kenyataanya masih belum terlihat sinergi dalam mengelolanya, padahal putra putri Melayu Riau mempunyai potensi besar untuk mengelolanya bersama. Persis seperti apa yang dikatakan oleh ketua FKPMR Dr. Chaidir ” jangan sampai lepas dari mulut Harimau malah masuk kemulut Buaya ” dengan logat Melayu yang kental Datuk Faisal menambahkan ” kalau ini kenyataanyo samo dengan tidak ! istilahnyo samo dengan ayam mati dilumbung padi “

Diakhir pembicaraan beliau berpesan ” Hilangkanlah ego-ego sentralilasi, karena ini akan menjadi benih-benih perpecahan, jangan sampai masyarakat Riau muak dengan kondisi ini, malah akan menimbulkan gejolak seperti seperti kejadian dulu terkait dilaksanakannya Kongres Rakyat Riau II ” (*thd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

ArabicEnglishIndonesian