JIKA ANDA SEORANG KRITIS, BISA-BISA ANDA TERORIS

oleh: Yendri Rusli, S Pd
Arti Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
COBA anda bayangkan, jika anda seorang yang kritis pada pemerintah atau rezim ini. Suka diundang apapun acaranya di media nasional ataupun daerah. Dan suka pula diundang ketika ada acara seminar ataupun acara ormas baik di tingkat Nasional ataupun di daerah. Jelas organisasi dan profesinya. Apalagi berprofesi sebagai pengacara, yang kegiatan nyata membela klaim. Bukan orang yang tidak dikenal, tapi pernah juga waktu diwawancarai di TV Nasional, sempat menyiram lawan bicaranya dengan air meneral.
Jika itu memprediksi seseorang seperti Munarman, dengan kegiatan yang seabrek dengan predikat teroris. Maka saya, tanpa mengurangi rasa hormat, tidak akan peduli lagi pada pemerintah atau rezim. Mau buat apa mereka, saya tidak mau tau, yang penting saya urus diri sendiri. Dan tidak menyerempet pada aturan yang dibuat rezim ini. Baik aturan kemaren atau baru dibuat, yang penting tidak mau tahu.
Keterkaitan dengan diriku, tentu terbuka lebar, apalagi aku juga suka menulis atau kasih wejangan, jika ini bukan disebut nara sumber seminar.
Ditangkapnya Munarman, pendekar demokrasi karena aktif sekali di lembaga bantuan hukum. Disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia, seorang pengacara HRS, seorang bekas sekjen FPI. Dibawa dengan tangan diborgol dan mata tertutup oleh densus 88. Dan ini dilakukan secara live oleh TV Nasional.
Jika memang ada dua alat bukti atas disangkakan pada Munarman sebagai seorang teroris, tapi jangan membuat perlakuan semena-mena. Apalagi baru meninggalnya seorang jendral TNI di Papua oleh orang yang tidak dikenal. Kalau saya menyebutnya orang yang ingin memerdekakan diri di Papua adalah teroris. Karena menganggu orang lain, apalagi nyawa. Sedangkan jenderal, yang banyak pengawal saja bisa mereka bunuh. Tapi negara malah menangkap Munarman, sehingga disangsikan oleh saya, Munarman yang bunuh jenderal, sebab kejadiannya dalam waktu bersamaan pas penangkapan nya. Dan Indonesia lagi berduka pula dengan tenggelam nya kapal selam Nanggala 402.