G A E K


Oleh K Suheimi

Di hari-hari yang tinggal sedikit , disisa-sisa hidup ini kami orang Gaek, ingin menunjukkan kualitas hidup yang tinggi dan berbobot dan dapat berbakti serta mendekatkan diri pada Ilahi. sehingga hari-hari terakhir kami adalah hari-hari yang penuh rahmat dan disirami Berkat serta dapat curahan Kasih dan sayang-Nya.

Maka di hari Gaek saya membayangkan ingin berada di suatu tempat, dimana berkumpul banyak Gaek-Gaek yang lain. Pagi harinya kami pergi ke tepian, berkecimpung dan berenang atau mandi di pincuran, kemudian mengail dan memancing ikan, lalu membersihkan rumput di pematang sambil menanam bayam dan pucuk ubi, memetik sayur-sayur dan tomat. Kemudian membersihkan tambak dan keramba-keramba ikan, atau pergi ke sawah memalang dan memancing belut. Oh betapa indahnya dan betapa segarnya ditengah udara terbuka di pematang sawah dan di pinggir kolam.

Ingin menikmati masa-masa pensiun dengan penuh ketenangan, penuh kedamaian dan penuh ketentraman. Memang untuk orang tua “Hati yang penuh kedamaian, fikiran yang penuh ke tentraman dan perasaan yang penuh ketenangan, dan hidup yang penuh arti sangat di dambakan. Dan semua itu bukan khayalan, semua itu dapat di raih dan di rencanakkan dari sekarang.

Orang-orang tua yang telah jadi mantan, mantan ini dan mantan itu, yang sudah lama merasakan pahit dan getirnya hidup, serta yang sudah lama makan garam Berkat pengalaman dan pengetahuannya, mereka bekerja dan berfikir jauh lebih efisien dan efektif yang akan di contoh oleh masyarakat di sekitarnya. Apa yang di katakannya diikuti oleh masyarakat desanya. Hidupnya penuh arti, dia adalah jadi pembaharu dan dia jadi pahlawan di desanya. Dia puas dengan hasilnya itu dan dia puas pula waktu akan meninggalkan dunia yang fana ini. Selama hidupnya dia menjadi orang yang berkualitas, dan waktu matinya dia punya nama, arena dia sudah berbuat baik dan dia telah meninggalkan sesuatu, dia menjadi suridan tauladan. Bukankah dikatakan bahwa harimau mati meninggalkan belang, Gajah mati meninggalkan Gading dan manusia mati meninggalkan nama?.

Akan punya sebuah lahan tempat mereka berkumpul, lahan dimana ada sungai yang mengalir, punya tambak ikan, punya tempat memancing belut, punya taman dan kebun memetik daun teh, punya ladang dan sayuran, diudara yang bersih tanpa polusi. Dan kalau di satu tempat telah berkumpul, bekas-bekas orang cerdik pandai, tentu di sana akan muncul ide-ide dan pemikiran baru yang akan jadi contoh dan ikutan masyarakat banyak. Saya melamunkan suatu tempat, tempat yang tentu jauh berbedadengan tempat-tempat “Panti Jompo”. Yang saya lamunkan adalah suatu areal, suatu daerah, dimana berkumpulnya orang-orang tua yang produktif, berfikiran cemerlang dan berpenampilan segar bugar. Mukanya merona merah dengan sesungging senyum di bibirnya,hidupnya penuh arti. Dan dia meninggalkan dunia ini dengan penuh kedamain, ketentraman dan ketenangan di hadapan para anak cucu yang sangat mencintainya. Dan tempat itu bisa dan dapat dicari serta di usahakan. Di tempat itu nanti tertulis kata-kata “Disini, di tempat ini adalah sorga bagi orang Gaek_gaek”. Tempat itulah yang kami sebut sebagai tempat Mahligai hidup Siapa yang mau bergabung ikutlah bersama kami. Ah semoga khayalan ini menjadi kenyataan dengan Pulang basamo Alumni SMA 1 Bukit Tinggi.

Untuk itu saya teringat sebuah firman suci_nya dalam Al_Qur’an surat Al Israa’ ayat 23-24 :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
jaganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Surat Al Ahqaaf ayat 15:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a “Ya Tuhanku, tunjuk
kanlah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikka
kepadaku dengan (meberi kebaikkan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri”.

Prof. dr. H. K. Suheimi, Sp.OG adalah alumni SMA Negeri 2 Padang, merupakan seorang Dokter Obgyn yang berpraktik di RS Pekanbaru Medical Centre. Beliau menempuh pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Beliau juga terhimpun dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). Adapun layanan medis yang dapat beliau berikan meliputi : Konsultasi mengenai kesehatan Kebidanan dan Kandungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

ArabicEnglishIndonesian