Indeks Demokrasi dan Korupsi Indonesia Parah dan Cacat.

riaupdate.com 13/02/2021

Rilis The Economist Intelligence Unit (EIU) mengenai Laporan Indeks Demokrasi 2020 yang disusun sejak tahun 2006 terhadap 167 Negara yang menempatkan Indonesia dilevel terburuk dalam kurun 14 tahun terakhir. Berdasarkan laporan EIU tersebut Fadli Zon mengatakan bahwa Indeks Demokrasi kita masuk kategori Demokrasi Cacat. Merujuk pada Riset yang dilakukkan oleh Transparancy International terkait makin lemahnya Demokrasi suatu Negara berbanding lurus makin tingginya angka Korupsi, dan dengan tingginya angka Extra Ordinary Crime tersebut semakin memperparah dampak Ekonomi dimasa Pandemi sebagaimana laporan Corruption Perception Index (CPI) 2020 yang dirilis Kamis (28/1) diberi motto : ” Korupsi Bisa Membunuh Manusia ”

Transparency International mengatakan, Korupsi menjadi lazim dalam langkah respons COVID-19, dari Suap untuk Tes Covid-19, Suap di bidang Perawatan kesehatan hingga Korupsi di pengadaan penyediaan Medis untuk publik. ” Apa yang Anda lihat adalah bahwa pengadaan peralatan perlindungan – Masker, Ventilator dan sebagainya tidak ditangani secara transparan,” kata Daniel Eriksson (TI), kepada DW. “Pandemi sangat menarik bagi orang-orang yang Korup untuk menyedot uang ke dalam kantong mereka sendiri, sehingga membuat diri mereka kaya dengan mengorbankan penduduk pada umumnya, Korupsi dalam kasus ini benar-benar membunuh orang,” tegasnya.

” Peneliti ICW dalam sebuah diskusi 20 Agustus 2020 menunjukkan Pemerintah Jokowi telah menggelontorkan dana lebih dari Rp 90 Milyar sejak 2014 untuk Influencer dan Key Opinion Leader, tak tertutup kemungkinan dana lebih besar dari itu,” kata Muzzamil dalam rapat paripurna Jumat (12/2). Disisi lain sejak 2018 semenjak jadi tim Sukses Jokowi Abu Janda mengaku bergabung menjadi influencer dan dibayar dengan nominal besar yang mana ia juga menyoroti sosok Permadi Arya alias Abu Janda yang tampil sebagai Influencer yang kerap menuai kontroversi dengan komentar negatif berbau SARA. ” Pertanyaan kami apakah Permadi Arya dibayar dengan anggaran APBN ? Apakah demokrasi kita akan dibangun dengan Influencer dengan karakter seperti Permadi Arya yang beberapa komentarnya menjurus pada tuduhan Rasialis dan Penistaan Agama. ” tanyanya. (thd)

Sumber : fadli zon official youtube channel, dw.com, republika.co.id, suaranasional.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

ArabicEnglishIndonesian