Akan Ikut Demo di Jakarta, Ratusan Siswa STM di Cianjur Ditahan

Polisi menggagalkan ratusan pelajar dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (STM) di Cianjur yang berencana berangkat ke Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa. Mereka terjaring razia di Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 26 September 2019.
Ratusan pelajar yang mengenakan seragam batik dan putih abu-abu ini sempat ditahan di Markas Kepolisian Sektor Cilaku. Setelah itu mereka diangkut ke Markas Kepolisian Resor Cianjur.
Hasanudin, 17 tahun, siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan 3 SMKN 1 Cilaku, Cianjur, mengaku ikut-ikutan ke Jakarta. Rencananya, kata dia, mereka akan menggunakan truk. Mereka berkumpul ada yang mengkoordinir di grup Facebook.
“Saya hanya ikut saja kumpul di Jebrod (Jalan Perintis Kemerdekaan), tidak tahu mau ke mana,” kata Hasanudin.
Gheissa Dini Zhofa, 16 tahun, siswa SMKN 1 Cilaku, satu-satunya siswa perempuan yang ikut kena razia, mengaku ikut terciduk saat menunggu angkutan umum di Jalan Perintis Kemerdekaan. Dua tidak tahu ada rombongan siswa STM yang mau ke Jakarta.
“Saya lagi nunggu angkutan umum mau berangkat ke sekolah. Tidak tahu ada yang mau ke Jakarta, ikut ditangkep sama polisi,” tutur Zhofa.
Kepala Polres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Juang Andi Prayitno, menasehati ratusan pelajar yang terjaring razia ini. Mereka yang terjaring bukan terdiri dari satu sekolah tapi terdiri dari beberapa sekolah SMK di Cianjur.
Juang mengingatkan tugas pelajar yang harusnya belajar bukan justru ikut-ikutan yang terjadi di Jakarta. Dia mengaku khawatir jika berada di Jakarta ikut-ikutan lalu terjadi sesuatu maka yang akan repot adalah orangtua.
“Apa yang dilakukan pelajar harus dipikir ulang, jangan yang ada di grup WhatsApp yang tak jelas siapa yang menjadi admin dan leadernya diikuti,” kata Juang di Markas Polres Cianjur, Kamis 26 September 2019.
“Semua harus bisa menggunakan nalar dengan baik. Kalau mau menyampaikan aspirasi tidak perlu berangkat ke Jakarta, bisa disampaikan kepada kami,” kata Juang.
Luki Muharram, guru SMKN 1 Cilaku, mengaku sudah beberapa hari memantau kegiatan para siswa didiknya. Dia pun menyebutkan sempat mengendus rencana mereka akan berangkat ke Jakarta lewat grup Facebook.
“Kami sempat merazia bekal mereka di sekolah. Paling banyak mereka bawa uang jajan Rp 20 ribu. Nekat saja kalau mereka mau berangkat ke Jakarta,” kata Luki.
Namun, dari ratusan siswa yang kena razia, menurut Luki, sebagian besar terbawa-bawa saat hendak berangkat ke sekolah. “Mereka ada yang sedang nyegat angkutan umum ke sekolah, ikut terbawa razia,” kata Luki.